Benarkah Adorno Seorang Elitis?
Adorno berusaha tidak membakukan teknik dua belas nada agar tidak hegemonik
HomeFilsafat
Adorno berusaha tidak membakukan teknik dua belas nada agar tidak hegemonik
Kredit ilustrasi: Alit Ambara (Nobodycorp) “RADIKALISME”, “fundamentalisme”, “fanatisme”, “konservatisme”…; istilah-istilah ini belakangan begitu lekat dengan “agama” dan “keberagamaan”. Penyematan “fanatisme” pada “fanatisme beragama” berada
BAHASAN ini, saya akui, sama sekali bukanlah suatu analisis atas sebuah isu yang sedang hangat akhir-akhir ini, yang memenuhi headline surat kabar atau menjadi perbincangan
Kredit gambar: http://www.marxcollegium.org/ Pengantar redaksi: Naskah berikut adalah laporan yang datang dari Konferensi peringatan 150 tahun terbitnya karya terbesar Karl Marx, Kapital. Kontributor IndoPROGRESS,
DALAM beberapa pekan terakhir, kita kembali disuguhkan maraknya aksi teror yang dilakukan sekelompok orang, mulai dari pengrusakan fasilitas umum secara membabibuta, hingga yang berujung meregangnya
BAGI beberapa orang, terutama yang memiliki nama asli yang panjang dan njlimet, nama panggilan yang singkat (dan cenderung imut) adalah solusi yang paling mudah dan
BANYAK kerancuan timbul dari pemahaman atas konsep Jacques Derrida tentang “pemaafan” (forgiveness). Itu tercermin, misalnya, dari “Maaf”, Catatan Pinggir Goenawan Mohamad (GM) yang baru-baru ini
KULIT Anda terasa halus ? Badan Anda setahap lebih tegap dibanding monyet? Dan performa otak Anda terasa maksimal? Sejatinya dulunya Anda tidak tampak demikian, evolusi
DI ERA media sosial saat ini, banyak orang berlomba-lomba mengeksibisikan beragam lapisan kehidupannya. Kita bisa menemukan berbagai kiriman status dan foto, dari yang menunjukkan perasaan
“Satu-satunya kenikmatan sejati di dunia ini adalah untuk menyaksikan segala sesuatu ‘berbalik’ menjadi bencana, untuk akhirnya keluar dari determinasi dan indeterminasi, dari peluang dan keniscayaan,
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.