Indarwati Aminuddin

Pendidikan, Perempuan, Politik, Pinang, dan Bahasa Indonesia di Papua

BAGI warga desa terpencil di Kabupaten Nabire, Papua dan Wondama, Papua Barat, jadi pintar dan bekerja layak adalah bagian dari mimpi. Tak semua orang berhasil walau kesempatan terbentang. Warga membicarakan mimpi ini sambil mengunyah sirih dan pinang; sebagai bentuk ikatan mereka dari masa lampau.

Sejumlah perempuan, dengan mulut bergerak kiri kanan mengunyah pinang, dan bayi menggelendot di gendongannya melihat sulit menuju kehidupan cerah bila pasangan mereka bergaya barbar; mabuk, memukuli. Perempuan menyebutnya, laki-laki ringan tangan. Sebuah istilah yang tak beda dengan mulba..mulut ba air–berbicara tanpa bukti– yang ditujukan bagi politikus. Satu perempuan sedikitnya memiliki pengalaman minimal dipukuli 3 kali dalam hidup, baik oleh orangtua maupun oleh pasangannya. Lainnya, sebagian warga Papua, memiliki pengalaman lebih dari dua kali memilih pemimpin politik yang mulba.

Orang Bajo di Surga Bawah Laut

BAJUNG lahir kira-kira 50 tahun lalu. Perawakannya kekar. Kulitnya legam. Ia tampak lebih muda dari usianya. Pada saya ia berkata bahwa  angka 50 itu adalah

Somewhere in Time

Kisah Mantan Tapol PKI di Sulawesi Tenggara DI kampung Nangananga, Kendari, Sulawesi Tenggara, tiap jiwa pergi dengan cara tragis. Bila di tahun 1965 banyak anggota

Shopping Basket

Berlangganan Konten

Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.