Edisi XXX/2015

Print Friendly, PDF & Email

Daftar Isi:

Melacak Asal-Usul ‘Islamisme’: Sebuah Pembacaan Kritis

Leninisme tentang Negara dan Masyarakat Komunis

 

APAKAH tujuan dari Marxisme sebagai sebuah ilmu? Apakah ia, misalnya, hanya untuk sekedar menyatakan kebenaran saja? Ataukah ia memiliki tujuan yang lain, seperti membebaskan masyarakat?

Semenjak Marx membangun sistem filsafatnya sendiri, menghadirkan kebenaran memang menjadi salah satu elemen utamanya. Marx, misalnya, coba menghadirkan kebenaran tentang kapitalisme yang kemudian tertuang dalam beberapa karya, terutama Das Capital. Menurutnya, kapitalisme adalah sistem yang kontradiktif dan akan selalu menghadirkan krisis yang tidak berujung.

Jika Marxisme hanya dipandang sebagai ilmu untuk menyatakan kebenaran saja, maka tugas Marxisme akan selesai segera setelah kapitalisme dideskripsikan dengan panjang lebar dalam ribuan halaman. Mengapa? Sebab, memang hanya sampai situlah tugas ilmu yang menghadirkan kebenaran semata. Ia hanya akan berhenti menjadi sebuah deskripsi atas sesuatu tetapi tak ada urusan sama sekali untuk mengubahnya.

Apakah Marxisme termasuk ilmu yang sekadar menyatakan kebenaran saja? Tentu tidak. Dalam Tesis tentang Feuerbach, Marx telah jelas mengatakan posisinya. Karena itu, Marxisme memang sedari awal dimaksudkan bukan hanya untuk menemukan kebenaran/menafsirkan dunia saja, ia juga merupakan aktivitas politik untuk mengubah keadaan yang telah ditemukan kebenarannya tersebut.

Dalam penemuannya tentang kebenaran kapitalisme, Marx tahu betul bahwa sistem tersebut hanya dapat dihancurkan oleh agensi yang sadar dan berada di jantung kapitalisme itu sendiri, yaitu proletariat. Karena itu lah Marx melakukan aktivitas politik bersama gerakan buruh dan tidak hanya berkutat di kamar studi saja untuk sekadar memuaskan hasrat intelektualnya. Sebab Marxisme adalah senjatanya kelas pekerja, maka ia harus dicari dan ditemukan (kembali) di tempat pemiliknya yang sah.

Dalam semangat emansipasi tersebut Left Book Review (LBR) kembali hadir ke hadapan sidang pembaca. Dalam edisi ini, kami menghadirkan satu review buku dan satu ulasan karya klasik. Review buku hadir dari Ahmad Rizky Mardhatillah Umar yang membahas buku A Fundamental Fear: Eurocentrism and The Emergence of Islamism. Review tersebut membahas tentang bagaimana wacana Islamisme tumbuh dan berkembang dengan menekankan pada identitas politik, alih-alih isu yang lebih kontemporer semisal kapitalisme. Kemudian, kami juga menghadirkan satu ulasan buku klasik dari Lenin berjudul The State And Revolution: The Marxist Theory of the State and the Tasks of the Proletariat in the Revolution yang diulas oleh Rio Apinino. Dalam ulasan klasik tersebut, dibahas bagaimana teori politik Lenin tentang negara dan bagaimana imajinasi tentang bentuk masyarakat komunis.

 

Selamat membaca!

IndoPROGRESS adalah media murni non-profit. Demi menjaga independensi dan prinsip-prinsip jurnalistik yang benar, kami tidak menerima iklan dalam bentuk apapun untuk operasional sehari-hari. Selama ini kami bekerja berdasarkan sumbangan sukarela pembaca. Pada saat bersamaan, semakin banyak orang yang membaca IndoPROGRESS dari hari ke hari. Untuk tetap bisa memberikan bacaan bermutu, meningkatkan layanan, dan akses gratis pembaca, kami perlu bantuan Anda.

Shopping Basket

Berlangganan Konten

Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.